Bebas berimajinasi

Bebas berimajinasi

Total Pageviews

Monday, April 27, 2015

Menulis Cerita Anak

Menulis Cerita Anak

Menulis cerita anak itu bagaimana sih? Kita kan sudah bukan anak-anak lagi? Kalo orang dewasa yang menulis cerita anak-anak, nanti dialognya nggak seperti anak-anak dong? Halah! Kok jadi ribet sih? Kalo emang mau nulis ya nulis aja. Itu kan cuma alasan doang!
Sekarang begini saja, seorang penulis yang menulis cerita pembunuhan, apakah dia harus menjadi pembunuh dulu? Nggak seperti itu toh? Nah, begitu juga dengan menulis cerita anak, kita nggak harus nyari peri untuk merubah kita menjadi anak-anak, trus baru kita menulis cerita anak kan?
Hei... bukankah kita pernah menjadi anak-anak? Nah, kalo kita pernah menjadi anak kecil, berarti masih melekat dong di memory otak kita, bagaimana masa kecil kita, kenakalan, keisengan, kecengengan dan bla bla bla masih banyak lagi cerita-cerita kita di masa kecil.
Nah, inilah yang bisa kita angkat untuk menjadi cerita anak. Misalnya dulu kamu nakal, pernah mencuri mangga pak Kumis yang galak.Itu kan cerita nyata dong? Kenapa tidak kamu jadikan ide untuk membuat cerita anak?
Trus bagaimana memulainya? itu pertanyaanya. Iya kan?
Cara memulainya ya tulis! Jangan cuma bengong aja! Hehehe...
Baiklah ayo kita coba membuat cerita anak yang sederhana, nggap pake ribed! 

Cerpenku judul: Nenek Sirih di koran Kompas 26 April 2015

Nah cara memulainya kira-kira seperti ini. Saya akan membuat dengan penceritaan gaya Orang ketiga ya.