Bebas berimajinasi

Bebas berimajinasi

Total Pageviews

Wednesday, June 03, 2015

GENERASI BIR

Antara generasi doeloe dan sekarang
 
Miris sekali rasanya ketika belakangan ini kita melihat maupun mendengar berita mengenai segelintir dari generasi muda dengan sepak terjangnya. Kita tentu tidak bisa menyalahkan Era globalisasi dan perkembangan zaman yang melesat begitu cepat bak meteor di angkasa raya yang membuat serba gampang setiap orang mengakses internet. Akibat adanya kebebasan berinternet ini tentu saja membuat sebagian orang tua resah. Bagaimana tidak, dengan internet yang bebas tanpa batas hanya dengan menggunakan  media seperti handphone, anak-anak kecil bisa dengan bebas mengakses situs-situs orang dewasa yang mungkin kelupaan diblokir oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kasus terbaru adalah munculnya video porno adegan layaknya suami istri yang dimainkan oleh anak-anak yang masih bau kencur. Di mana dalam adegan itu si anak melakukannya dengan polos seperti sedang bermain saja. Naudzubillah.... Sungguh sangat mengenaskan. Apalagi ketika kemudian polisi dapat menangkap si pelaku, ternyata pembuatnya adalah anak ABG yang masih berumur sekitar 17-18 tahun.

Pendidikan agama dan hubungan yang harmonis di dalam keluarga tentunya menjadi sangat penting dalam hal ini. Di mana tanggung jawab orang tua adalah mendidik dan mengarahkan anak-anak agar selalu berbuat sopan dan santun di dalam bertindak maupun bertutur. Perhatian dan kasih sayang menjadi kunci utama.

Tak bisa dipungkiri, era globalisasi memang telah melindas zaman. Meratakan hampir semua sisi kehidupan masa lalu. Sisa-sisa kejayaan masa lalu, misalnya pada era tahun 70an dan tahun 80an telah hilang lenyap tanpa berbekas. Misalnya saja dalam hal bergaul. Mungkin jika kita bertanya pada (mantan anak-anak) yang pernah hidup pada era tahun 70an atau 80an, tentu sangat jauh berbeda dengan anak-anak zaman sekarang yang hidup di era tahun 2000an ke atas. 

Apa yang harus kita lakukan pada generasi mendatang agar selalu menjaga nilai-nilai luhur nenek moyang kita, di mana bangsa kita adalah terkenal sangat arif dan bijaksana. Jawabnnya tentu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Perlu adanya kerjasama yang baik antara keluarga, lingkungan dan para pendidik. Karena dengan adanya hubungan keluarga yang harmonis, lingkungan yang sehat dan cara pendidikan yang baik, maka akan membuat generasi penerus kita akan menjadi baik pula.

Berbicara mengenai era globalisasi, di mana tanpa kita sadari, telah banyak ragam budaya, adat istiadat, maupun warisan budaya yang seringkali terlupakan,  salah satunya adalah kuliner peninggalan zaman nenek moyang. Begitu banyak ragam kuliner peninggalan nenek moyang yang sebenarnya wajib kita lestarikan, karena disamping rasanya yang luar biasa, tetapi juga banyak memiliki khasiat dan manfaat, salah satu contohnya adalah BIR PLETOK.

BIR PLETOK adalah salah satu minuman peninggalan jaman Belanda. Minuman khas dari Betawi ini memang bernama Bir, tetapi tidak memabukkan karena tidak ada kandungan alkohol di dalamnya.

Bir Pletok


Warna merah yang terdapat di dalam minuman inilah yang membuat orang pada zaman dulu menamainya dengan BIR. Dan warna merah ini adalah berasal dari rempah yaitu kayu Secang. Bir pletok terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, sereh, kapolaga, asem kandis, kayu secang, pandan dan lain-lain. Banyaknya rempah-rempah di dalam satu minuman ini, hingga membuat Bir Pletok memiliki banyak khasiat, seperti menyegarkan badan, melancarkan peredaran darah, mencegah masuk angin, menghilangkan batuk dan bagi kaum laki-laki, minuman ini diyakini sebagai pembangkit gairah dan vitalitas, karena adanya kandungan senyawa cineole dan arginine yang terdapat di dalam jahe.

 
WARKOP MARKONAH, adalah salah satu tempat Kuliner yang berada di daerah jakarta Barat- khususnya di jalan raya Duri Kosambi Cengkareng (dekat dengan Pusdiklat Garuda Indonesia Airways). Warkop Markonah ini menawarkan salah satu menu minuman andalannya adalah BIR PLETOK. 
Banyak pengunjung yang datang ke Warkop Markonah setiap harinya, baik untuk nongkrong sambil menikmati hangatnya BIR PLETOK atau hanya sekedar mampir dan mencicipi minuman khas warga Betawi yang sudah hampir punah ini.



"Banyak anak-anak muda yang pada awalnya tidak tahu Bir Pletok, sekarang jadi tahu dan suka dengan Bir Pletok." kata salah satu pemilik Bir Pletok di Warkop yang buka setiap Selasa sampai Minggu dari jam empat sore sampai jam tiga pagi.
 


"Dan biasanya mereka selalu minum BIR Pletok hangat dengan campuran susu," imbuhnya.

Nah bagi anda warga Jakarta Barat dan sekitarnya, jika penasaran dengan minuman penghangat badan ini, silahkan datang saja ke Warkop Markonah yang ada di jalan Raya Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat.Anda bisa santai di tempat ini yang buka dari jam 4 sore hingga jam 3 pagi. Oh iya anda juga bisa menikmati menu-menu lain yang juga beragam, dari Ketan susu hingga Burger Bakar. Silahkan mencoba.