Untuk Ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi...
Lagu Ayah yang pernah dinyanyikan oleh penyanyi Rinto Harahap di era tahun 80-an ini hingga sekarang masih sering dinyanyikan oleh para penyanyi. Mungkin anda juga pernah menyenandungkan lagu ini? Tidak apa-apa, syah-syah saja kok. Pada syaiur lagu ini, sang pencipta ingin mengungkapkan perasaannya pada sosok seorang lelaki yang disebutnya Ayah. Bagaimana ia sangat mencintai dan merindukan sosok Ayah, dan ingin sekali bertemu walau hanya adalam mimpi.
Buku BILA ESOK AYAH TIADA karya Nagiga Nur Ayati ini mungkin bisa mewakili anda yang pernah mencintai, menyayangi dan merindukan sosok Ayah. Buku yang berisi 10 kisah Inspiratif tentang Ayah ini,
menyadarkan kita akan hal-hal kecil yang sering kita lupakan ketika Ayah masih ada. Mungkin ketika Ayah kita masih ada, kita tidak pernah berpikir untuk membahagiakannya, tidak pernah sadar telah membuatnya kesal? Atau tidak pernah terpikir untuk membuat moment-moment khusus sebagai tanda rasa terima kasih atas semua jasa Ayah kita.
Apakah kaum lelaki identik dengan rokok? Benarkah begitu? Akh, tidak juga! Banyak kok laki-laki yang tidak merokok. Mereka adalah laki-laki yang sadar akan kesehatan dirinya dan orang lain. Mereka berani untuk menolak ropkok. Bagaimana dengan Bapak? Hmm....
Aku hanya tertegun sedih bila Bapak pulang. Mulutnya tidak pernah kosong. Selalu saja ada sebatang rokok yang mencuat dari kedua bibirnya. Tangannya pun senantiasa menggenggam sebungkus rokok. Di kantong celana tersedia korek api berwarna cokelat...... (Kebiasaan Bapak hal.217)
Seorang lelaki, sebatang rokok, dan tokoh aku, itulah konflik yang ada di dalam salah satu kisah berjudul Kebiasaan Bapak yang ada di dalam buku ini. Di sini kita bisa lihat, bagaimana bangganya seorang Aku yang memiliki seorang Bapak yang pandai bergaul, sehingga memiliki banyak teman di kantornya, bahkan saking terkenalnya si Bapak ini, sampai si tokoh Aku jadi ikutan terkenal. Bapak juga aktif di berbagai kegiatan lingkungan perumahan, dan gemar menjadi panitia untuk berbagai kegiatan. Tapi di sisi lain, tokoh Aku sangat dilema lantaran kebiasaan sang Bapak, yaitu merokok!
"Saya hanya ingin Bapak sehat. Lebih dari itu, Bapak tidak menyebarkan asap rokok kepada orang lain. Ini penting. Saya ingin Bapak hidup sehat, penuh berkah. Bisa berguna bagi orang banyak,"
"Kamu pikir Bapak tidak berguna? Sembarangan kamu bicara!"
(Kebiasaan Bapak hal. 222)
Sebagai seorang anak, kerapkali kita berbeda pendapat dengan Ayah. Namun tanpa kita sadari, ternyata dibalik larangan, nasehat-nasehatnya itu sebenarnya ada pelajaran penting maupun tujuan terbaik bagi seorang Ayah buat anaknya. Sayangnya seringkali kita tidak menyadari itu.
No comments:
Post a Comment
Komentar yaaa