Bebas berimajinasi

Bebas berimajinasi

Total Pageviews

Wednesday, September 14, 2011

Kemanakah cerpen kita kirim?





Pernah ada pertanyaan masuk ke imel saya. Kira-kira pertanyaannya seperti ini: 

"Aku punya cerpen tapi bingung mau dikirim ke mana, ya?"

Nah lo..., saya juga bingung menjawabnya. Lha cerpen situ yang buat kok tanyanya ke saya? Hehehe bercanda gan... biar gak tegang bacanya jadi diawali lucu-lucuan dulu ya... eh lucu gak sih?

Begini... Ketika saya membuat cerpen, hal pertama yang saya pikirkan adalah akan ke mana cerpen saya ini dikirim? Ke majalah A, majalah B atau majalah C.  Jadi begitu sudah jelas bahwa saya akan mengirimkan cerpen saya ke majalah A maka sayapun segera mencari tahu, seperti apakah majalah A itu? Nah setelah tahu, barulah saya bikin cerpennya.
Coba deh baca pertanyaan diatas, kebalikannya kan?

Jadi kalau menurut saya, sebelum kita menulis cerpen, yang kita pikirkan terlebih dahulu adalah media/majalah apa. Setelah tahu media/majalah yang kita tuju barulah kita mulai membuat cerpen. Dengan begitu cerpen yang kita kirimkan tidak akan sia-sia. Kenapa saya bilang sia-sia? Karena jika cerpebn kita dikirimkan ke media/majalah yang salah, walau sebagus apapun cerpen kita, percuma saja, pasti tidak akan diterima alias ditolak.

Kenapa bisa begitu?

Ya, bisa saja. Contoh gampangnya begini. Misalnya Kita membuat cerpen bertemakan cinta remaja SMA. Cerpen itu bagus banget, tidak ada duanya di dunia (hehehe lebay) tapi kemudian kita mengirimkannya ke majalah anak-anak seperti Bobo. Nah lho... ya tentu saja bakalan ditolak sama majalah Bobo. Iya nggak sih?
Begitu kira-kira contoh gampangnya.

Nah, sebelum kita mengirimkan cerpen ke media/majalah pun kita harus cari tahu dulu media/majalahnya. Misalnya:
1. Segmen pasarnya untuk kalangan apa. Menengah bawah atau menengah atas. Karena setiap majalah punya segmen pasar sendiri-sendiri.
2. Majalah anak-anak atau dewasa
2. Gaya bahasanya
3. Tema-temanya yang sering dimuat seperti apa

Untuk itulah sebelum kita mengirimkan cerpen ke media/majalah dimaksud, jangan malas untuk membaca dan mempelajari tulisan-tulisannya. Jangan pelit untuk membeli salah satu terbitannya dan pelajari kalau perlu nelpon ke majalahnya dan say hello sama redaksinya, tanya kira-kira tema apa yang diterima oleh majalah tersebut.

Setelah kita tahu seluk beluk majalah tersebut, barulah kita kirim cerpen kita ke majalahnya.Dan ingat, setelah itu jangan dipikirin. Lupakan dan buatlah cerpen yang baru lagi. Dan biasanya, setelah 3 bulan cerpen kita tidak dimuat, berarti cerpen kita tidak lolos seleksi. Jangan putus asa, cari lagi ide dan buat lagi cerpen yang baru. 

Nah begitulah kira-kira penjelasan saya tentang pertanyaan ke mana sih, cerpen kita akan dikirim? Jadi pada intinya, sebelum kita mengirimkan cerpen ke media/majalah, pelajari dulu media/majalahnya barulah kita kirim. Oke? Okelah kalo begitu...

Tetap semangat dan terus menulis...

No comments:

Post a Comment

Komentar yaaa

Post a Comment

Komentar yaaa