Pagi itu suara kokok ayam jantan mengagetkan seorang penghuni rumah di ujung gang, sehingga membuatnya terjaga. Penghuni rumah berjenis kelamin laki-laki dan berumur 19 tahun kurang satu bulan itu langsung terbangun dan membuka pintu jendela.
"Grrrrrrr....!"
Dia menggeram kesal melihat ayam jago yang masih nangkring di atas pagar rumahnya. Setengah berlari cowok itu keluar kamar dan mengambil sepatu yang ada di depan kamarnya.
"Rasakan ini!" pekiknya sambil melemparkan sepatu ke arah ayam jago.
Wuzzzzz....!
Lemparan pertama meleset. Sabarudin tidak putus asa. Ia kembali berlari mengambil sepatu kedua dan...
Wuzzzzzz....
Pletak!
Awww!
Ternyata lemparan kedua tepat mengenai sasaran. Seketika si ayam kaget dan terbang lalu menghilang meninggalkan suara memilukan.
Cowok itu tersenyum puas. "Emang enak." katanya tersenyum penuh kemenangan.
Dia adalah Sabarudin, anak semata wayang dari seorang janda bernama Mpok Tuti. Sabarudin baru saja lulus SMU. Dan lantaran tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah, dia pun lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Makan dan tidur seenak udel.
Jam di dinding kayu kamar Sabarudin menunjukkan angka sepuluh dan Sabarudin kembali naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Belum sempat Sabarudin tertidur, kembali terdengar teriakan nyaring,
"SABARUUUUUUU...!!!"