
Bebas berimajinasi

Total Pageviews
Monday, May 14, 2012
CEKER AYAM
Kaki ayam atau istilahnya Ceker Ayam, belakangan ini banyak dijumpai bukan hanya di restoran kaki lima seperti warteg saja tapi restoran mewah pun berlomba-lomba menyuguhkan menu khas ceker ayam ini dengan berbagai bentuk dan sajian.
Mungkin bagi sebagian orang ada yang merasa jijik atau geli apalagi sampai mengonsumsinya. Eit, tapi nanti dulu. Ternyata dibalik bentuk ceker ayam yang terlihat menjijikkan itu ada banyak manfaatnya lho, nggak percaya? Baca deh:
- Kandungan zat kolagen (chicken collagen extract) pada ceker ayam setara aktivitasnya dengan obat antihipertensi golongan ACE-inhibitor. Kolagen ceker ini bisa menurunkan kadar renin dalam plasma sehingga tidak mengungkit tekanan darah menjadi lebih tinggi. Penderita hipertensi sangat dianjurkan mengonsumsi ceker ayam.
- Kandungan zat kapur dan sejumlah mineral sehingga orang yang menderita rematik dianjurkan makan ceker ayam. Yang jelas, makan ceker ayam secara rutin mulai dianjurkan bagi penderita rematik.
- Kandungan Hydroxyapatite yang merupakan salah satu makanan untuk tulang. Karena itu, mengkomsumsi ceker ayam selain dapat memelihara kekuatan tulang, mencegah osteoporosis dan juga menjaga elastisitas kulit.
- Kandungan protein kolagen dalam ceker ayam juga sangat bagus buat pertumbuhan balita. Karena protein kolagen ayam memiliki antigen yang bersifat imunogenik yang mampu menghasilkan antibodi.
Follow @kalongking
(sumber: medicalera.com)
Sunday, May 06, 2012
Cerita Fabel
ilustrasi blogdetik
Sayap yang terkoyak
Pagi sudah turun menyapa bumi
beberapa menit yang lalu. Matahari masih hangat dan terus melengkungkan senyum terindahnya
dibarengi desau angin bulan Januari yang basah. Rumput-tumput liar dan panjang meliuk-liuk,
menari-nari menggapai langit cerah diantara rerimbunan bunga Gladiol merah
merekah taman kota.
“Keisyaaaa! Ayo sambut hari yang
cerah ini! Sayang jika hari yang cerah seperti ini hanya kau sambut dengan
wajahmu yang tak bersahabat itu! Senyumlah, senyum! Ayo!”
Dua kupu-kupu bersayap lebar dan
indah sedang bercengkerama. Yang satu berwarna cokelat dan bermotif abstrak.
Dia biasa dipanggil sebagai Aliya. Dia memiliki mata yang bulat dan indah.
Sungutnya panjang melengkung dan bergoyang ke sana ke mari jika sedang terbang.
Dan satunya lagi Keisya, kupu-kupu cantik bersayap indah yang sekarang sedang
dirundung gelisah.
“Sayapku terkoyak,” kata Keisya. “Dan
aku tidak mungkin terbang dengan keadaan seperti ini. Aku malu. Apakah kau bisa
menolongku memperbaiki sayap patah ini?” tanya Keisya si kupu-kupu bersayap
paling indah. Dulu. Di kerajaan kupu-kupu Keisyalah pemilik sayap terindah.
Tapi sekarang tidak lagi. Lihatlah, sayapnya yang indah itu terkoyak. Semua
kupu-kupu memuji sayapnya. Dan sekarang? Tak akan ada lagi kupu-kupu yang
memuji sayap indahnya. Tidak ada.
“Bagaimana kalau kita cari sayap
kupu-kupu yang lain untuk menggantikan sayapmu yang koyak?” usul Aliya. Ia
sudah pernah mengalami kecelakaan seperti itu dan sulit rasanya untuk bisa
kembali normal pada sayap yang koyak. Jika pun bisa, akan memakan waktu yang
sangat lama sekali.
“Tidak!” Keisya menggeleng. Menampik
usul Aliya yang begitu semangatnya. “Aku tidak akan mengganti sayapku ini. Ini
sayap terindahku.” katanya dengan nada sedih sembari melihat sayapnya yang
lunglai tanpa bisa ia gerakkan karena salah satu uratnya terputus akibat
tersangkut duri bunga mawar di taman itu sesaat yang lalu ketika ia sedang mencoba
menari. Pagi ini seharusnya ia riang karena Rangga akan mengajaknya nge-date.
Tapi duri Mawar telah meluluh lantakkan semua harapan itu. Ia membuat sayapnya
koyak.
“Terserah kamu,” ujar Aliya kesal
sambil mencibirkan bibir. Keisya si kepala batu. Susah menerima pendapat
kupu-kupu lain.
Aliya
kemudian terbang mengitari bunga Matahari yang telah mekar, bulat dan besar.
Aliya paling suka bunga Matahari diantara bunga-bunga yang lain. Karena
keinginannya untuk menyentuh Matahari tidaklah mungkin, maka dengan bunga
Matahari itu ia anggap sama saja dengan menyentuh Matahari yang sesungguhnya. Ia
suka Matahari karena selalu dibutuhkan banyak makhluk hidup sama seperti
keinginan Aliya yang ingin dibutuhkan oleh banyak kupu-kupu dan bunga-bunga.
“Apakah
kau tahu bahwa Rangga akan mengajakku jalan sore ini?”
“Ya,
aku tahu. Kau telah mengatakannya padaku.”
“Tapi
bagaimana mungkin dengan keadaan sayapku yang seperti ini? Pasti ia akan kecewa
melihat sayapku yang tak cantik lagi,” keluh Keisya sendu. Matanya berlinangan,
basah oleh air mata yang berderai-derai lalu menetes di dekat sayapnya yang
lunglai dan mengilat terkena percikan sinar Matahari pagi.
“Sebenarnya
aku ingin sekali menolongmu, Keisya. Tapi kamu tidak pernah mau mendengar
pendapatku. Aku berani bicara seperti ini karena aku punya pengalaman dengan
sayapku. Kau tahu kan, sayapku juga pernah koyak seperti milikmu sekarang dan
butuh waktu yang cukup lama untuk sayapmu kembali menyatu. Sementara menunggu
sayap yang koyak kembali menyatu, aku menggunakan sayap palsu agar tetap
terlihat cantik.” kata Aliya panjang lebar. Sungut panjangnya bergerak-gerak ke
sana ke mari.
“Jadi?”
tanya Keisya mulai luluh. Ia sudah tidak punya cara lagi untuk bagaimana dalam
waktu yang sangat singkat bisa memperbaiki sayap indahnya yang koyak. Ya, itu
tidak mungkin. Butuh proses. Butuh waktu yang lama, sama seperti ketika ia
mengobati luka hatinya karena luka yang digoreskan oleh kupu-kupu jantan yang
kini entah pergi ke dunia mana meninggalkan cinta sejati Keisya. Pergi dengan
sihir cinta kupu-kupu cantik berwarna ungu. Keisya tidak mau lagi mengingat itu
karena akan membuatnya kembali sakit. Kini luka itu telah berhasil ia kubur
bersama masa lalunya yang tak indah.
“Ikut
aku,”
“Ke mana?” tanya Keisya.
“Kau nggak mau sayapmu terlihat jelek di mata Rangga
kan? Iya kan? Sudah, ayo ikut aku,” kata Aliya dan terbang mengepakkan sayapnya
sembari mencengkeram tangan Keisya. Keisya tak lagi menolak. Ia membiarkan
Aliya menerbangkannya.
Pada suatu tempat yang jauh, Aliya menurunkan
Keisya. Tempat itu tak pernah Keisya datangi sebelumnya. Tempat yang asing. Di
sana ia banyak melihat kupu-kupu yang tak satupun ia kenali.
“Ini tempat apa?” tanya Keisya.
“Ini tempat di mana kau bisa menjadi kupu-kupu
bersayap indah,” sahut Aliya. Di tempat itulah Aliya mengganti sayapnya dengan
sayap palsu. Pada seekor kupu-kupu ahli pembuat sayap.
“Mereka siapa?”
“Mereka sama sepertimu, ingin mengganti sayap-sayap
mereka dengan sayap baru palsu yang indah untuk menarik kupu-kupu jantan,” urai
Aliya menjelaskan kebingungan Keisya melihat banyak kupu-kupu yang bergerombol
dengan berbagai ekspresi di wajah-wajah mereka. “Bedanya jika kita datang ke
sini karena sayapmu koyak, tapi tidak dengan mereka,”
“Maksudmu?”
“Mereka datang ke tempat ini memang sengaja untuk
mengganti sayap-sayap jelek mereka dengan sayap indah yang mereka inginkan.”
“Mereka tidak bersyukur,”
“Semua kupu-kupu ingin terlihat cantik dan memiliki
sayap indah, walau dengan cara apapun. Termasuk mengganti sayap mereka dengan
sayap palsu.”
“Tapi tidak dengan mengganti sayap mereka yang sudah
diciptakan Tuhan bukan?” tanya Keisya.
“Kau terlalu banyak tanya.” kata Aliya mulai kesal.
“Sekarang kau mau mengganti sayapmu menjadi sayap yang lebih indah dari sayapmu
yang koyak itu kan?” tanya Aliya.
Keisya tidak menjawab. Ia bingung dan terdiam
memikirkan banyak hal. Apakah nantinya Rangga akan terpesona jika ia mengganti
sayap aslinya? Bukankah Rangga menyukainya lantaran sayap asli Keisya?
***
Senja turun perlahan ditemani angin yang berhembus
hangat menarik-narik pucuk-pucuk pohon dan bunga di taman kota. Rintik hujan
baru saja selesai dan menyisakan sebuah pelangi yang melengkung indah di langit
yang membiru.
Rangga datang mencari Keisya sesuai janjinya untuk
mengajak Keisya pergi sore itu menikmati senja yang indah. Akan tetapi ia tidak
melihat ada Keisya di sana. Di dekat bunga Gladiol tempat mereka janji untuk
bertemu.
“Keisya, di manakah kamu?” tanya Rangga.
“Aku…, aku di sini,” sahut Keisya dengan lirih.
Jantungnya berdebar sedari tadi menunggu Rangga, si kupu-kupu jantan yang penuh
pesona itu. Tapi ia takut. Takut Rangga akan pergi lagi ketika melihat sayapnya
yang tak lagi indah karena terkoyak. Ia tidak ingin kehilangan untuk yang kedua
kalinya. Tapi sayap indah yang ia jadikan sebagai pemikat itu telah koyak.
Keisya takut Rangga akan pergi. Takut sekali.
“Aha! Kenapa kau bersembunyi?” Rangga menyibakkan
batang bunga Gladiol yang melengkung menutupi wajah Keisya.
“Aku…,” Keisya tak sanggup untuk memandang wajah
Rangga. Tatapan mata Rangga yang menghujam setiapkali melempar pandang ke
arahnya tak ia perdulikan. Jantungnya tetap berdetak tak stabil. Ia ragu dan
takut.
“Kau tampak cantik sekali sore ini,” puji Ranga.
“Be-benarkah?” tanya Keisya terbata. “Tapi…,”
“Kenapa?” tanya Rangga sembari mengulurkan tangan
pada Keisya tapi tak dibalas oleh Keisya yang nampak ragu.
“Kau pasti akan kecewa ketika melihat apa yang
terjadi pada sayapku,” sedih Keisya.
“Kenapa dengan sayapmu?”
Keisya dengan setengah ragu membuka sayapnya.
Memperlihatkan pada Rangga bahwa sayapnya tak seindah seperti ketika pertama
kali mereka bertemu. Kini sayapnya koyak dan ia masih tidak ingin
memperbaikinya dengan memakai sayap palsu seperti saran Aliya. Ia mencintai
sayapnya sendiri dan tak akan mengganti sayapnya dengan sayap palsu.
Rangga tersenyum ketika melihat sayap Keisya yang
koyak. Sementara jantung Keisya tambah berdebar menanti reaksi Rangga. Dan ia
hanya menunduk pasrah.
“Kau masih tetap cantik walau sayapmu koyak. Dan…,”
Keisya menatap manik mata Rangga mencari jawaban
atas ucapan Rangga yang belum selesai terucap.
“Aku kagum padamu, karena kau tak mengganti sayap koyakmu
itu dengan sayap palsu seperti kebanyakan kupu-kupu lain agar tampil cantik dan
menarik. Ternyata kau lebih mencintai sayapmu sendiri.” kata Rangga menyanjung
membuat wajah Keisya seketika merona.
Keisya tidak bisa berkata-kata. Sejuta perasaan membumbung
tinggi menggapai langit ke tujuh. Pujian Rangga telah menumpas kegelisahannya.
Akh, andai saja aku mengganti sayapku dengan sayap palsu yang mungkin lebih
indah dari sayap asliku, mungkin Rangga tidak akan menjatuhkan cintanya padaku,
batin Keisya.
Rangga kemudian menggandeng tangan Keisya dengan
lembut hingga wajah Keisya merona kemudian mereka terbang untuk menikmati senja
yang indah dengan sejuta cinta di bawah lengkungan pelangi.
**********
Subscribe to:
Posts (Atom)